Apakah Masih Mau Selfi terus upload foto Lagi?
Pernah sadar gak kita?
Kalau yahudi sukses merubah mental kita semua umat muslim
Coba perhatikan semua akun media sosial selalu harus disertai photo profil dan icon, like serta komentar
Mungkin kita pernah berpikir jauh. Tapi coba kali ini renungkan.....
Dan akibat percaya diri yang berlebihan mereka menjadi keranjingan selfi
Dan para ahli psikolog telah mengatakan selfie itu adalah gangguan jiwa akibat over pede dan haus pujian
Bayangkan jika dahulu orang berphoto karena ada moment yang ingin dikenang, maka disewalah tukang foto.
Lha sekarang momen biasa biasa saja pun di foto, lagi makan selfi, lagi tidur selfi, lagi dikamar selfi, dikamar mandi selfi, lagi baca buku selfi, dan maaf bahkan lagi maksiat pun selfi.
Ini kelainan mentak akut. Dan kadang kita bingung, untuk apa sih tujuan selfie di segala kondisi itu.
Apa mengharapkan dunia tahu apa yang kamu lakukan setiap hari dari bangun tidur sampai tidur lagi.
Entah itu mulut dimonyongin, pipi di gembungin seolah chubby, ambil angel dari atas, bawah, samping, kanan, belakang, bahkan ada sebagian yang wajahnya kurang cakep, terpaksa habis habisan mengedit fotonya di aplikasi camera 360 dan lain-lain. Kemudian di posting.
Gejala ujub over pede ini menular kepada akhwat berhijab, sehingga timbullah selfie cadar, selfie hijab.
Icon like kecil memang tapi impactnya besar sekali. Kerusakan mental. Sehingga generasi muda hidup hanya diatas pujian. Materi dan keindahan fisik adalah segala galanya.
Maka tidak heran ada seorang gadis desa yang orang tuanya petani penghasilannya paspasan, mau merepotkan orang tua mereka dengan membeli baju baru, make up baru agar telihat modis dan cantik demi sebuah like di facebook.
Anak desa sok gaya kota
Kantong kere gaya perlente
Dan ini juga menimpa laki laki demi sebuah like ada yang mati matian fitnes agar perutnya sixpack dan dadanya bidang. Bahkan menampakkan auratnya sehingga jadi photo profil. Jika dipikir pikir uang itu bermanfaat untuk hal yang lain.
Bisa untuk beli buku, ikut les bahkan bisa ditabung untuk naik haji.
Disinilah nanti yang memuji melontarkan pujian bila suka, hinaan bila tidak suka.
Nah, pujian ini bisa jadi tulus bisa juga modus. Maka muncullah ikhwan ikhwan modus yang menghancurkan kehormatan wanita.
Maka tidak heran muncul banyak kasus percintaan yang berakhir pilu berawal dari dunia maya. (Bukan berarti semuanya, ada juga kok yang menikah akibat perkenalan didunia maya dan rumah tangganya bahagia)
Yaap masih mau selfie di medsos....
Yahudi sukses menghancurkan sendi sendi moral kaum muslimin.
Anda menyusahkan orang tua demi tuntutan eksis di dunia maya
Saudariku ingatlah bahwa semakin banyak laki-laki yang bukan mahrammu yang tergiur dengan kecantikan parasmu dan keindahan tubuhmu yang kamu posting di sosial media dengan melalui itu semua semakin banyak pula kamu menjadikan para laki-laki yang tidak dapat menundukkan pandangannya dan tentunya itu semua akan bertumpuk juga dosamu melalui medsos dan akan menjadi dosa jariyah untukmu
Allah Ta'ala melarang wanita menampakkan kecantikannya kecuali pada suami dan mahramnya
Allah Ta'ala melarang wanita berhias kecuali untuk suami dan mahramnya
Allah Ta'ala menjadikan wanita sebagai ujian terbesar bagi pria.
Sekarang coba kita perhatikan fenomena selfie ini. Para wanita berlomba-lomba menggugah foto terbaiknya. Dengan tambahan filter ini, whitening itu, belum lagi lipstik dan lainnya yang digunakan agar semakin terlihat cantik di foto.
Terkadang sambil memamerkan diri sedang berada di lokasi bagus, atau sedang mengenakan pakaian bagus, dan lainnya.
Sementara TANPA DIA SADARI malaikat terus mencatatkan dosa jariyah untuknya atas unggahan foto yang ia publikasikan.
Semakin banyak mata laki-laki bukan mahram yang melihat foto itu, semakin bertumpuk dosa yang dibebankan padanya.
Semakin banyak laki-laki bukan mahram yang tertarik dengan kecantikannya di foto itu, semakin besar pula dosa yang ditimpakan untuknya.
Tips Jualan Agar Pemasukan Meningkat
by Admin 29 Jul 2024
4 Cara Mencegah Janin Sungsang
by Team 17 Mei 2022