Seorang Pramugari Menjadi Mualaf Setelah Mengantar Jemaah Umrah

14 Sep 2022  | 562x | Ditulis oleh : Team
Seorang Pramugari Menjadi Mualaf Setelah Mengantar Jemaah Umrah

Pindah keyakinan bukanlah hal yang mudah, karena pindah agama adalah bagian dari keyakinan dan bersifat personal, butuh kesiapan yang matang dan hati yang mantap. Hidayah untuk bisa pindah keyakinan juga berbeda-beda bagi setiap orang yang mengalaminya, seperti seorang pramugari yang menjadi mualaf setelah mengantar jamaah umrah.

Seorang wanita di Malaysia, bernama Nur Elisha Zulaikha yang mendapatkan hidayah dari Allah Ta’ala untuk menjadi mualaf pada saat menjadi pramugari dalam penerbangannya mengantar jemaah umroh ke Jeddah.

Sebenarnya Nur Elisha Zulaikha mengaku sudah mulai tertarik dengan agama islam sejak dirinya masih remaja. Dia juga dulu sering memakai baju kurung saat akan pergi ke sekolah. Pada akhirnya kini dia mendapatkan hidayah Allah Ta’ala untuk memeluk islam, dan hal tersebut juga sudah disadari oleh ibunya.

Nur Elisah Zulaikha juga mengaku sejak SMA dia sudah merasakan tenang dan bahagia saat dia melihat teman-teman muslimnya, dari situlah dia mulai tertarik untuk memakai baju kurung, sampai ibunya bilang “setiap hari pakai baju kurung, mau masuk islam?,” kenang Nur Elisah dikutip TribunStyle.com dari mStar pada senin, 4 Juli 2022.

Pada saat itu memang Nur Elisha tidak menghiraukan hidayah yang dia rasakan, dan dia juga tidak percaya akan pindah agama, karena dia merasa sulit disebabkan dia adalah anak satu-satunya dalam keluarganya.

Setelah lulus sekolah akhirnya dia melanjutkan menjadi pramugari dan dia kembali mendapat dan merasakan hidayah untuk menjadi mualaf, saat itu Nur Elisha berusia 21 tahun. Dia terpilih menjadi pengantar untuk penerbangan jemaah umroh ke Jeddah.

Karena dia merasa beda agama, akhirnya dia mencari informasi tentang pakaian dan warna yang cocok pada saat menjalankan umroh. Dia juga browsing di Google dan mencari informasi kepada teman-temannya yang beragama muslim (cerita Nur Elisha).

Pada saat berada di Tanah Suci, Nur Elisha mengaku sangat damai, dan seiring berjalannya waktu, ibunya juga memperhatikan Nur Elisha, kemudian bertanya mengenai teman-teman dan pacar putrinya tersebut.

“Ibu saya tanya mengapa saya tidak pernah memperkenalkan teman atau pacar. Bahkan ibu saya pernah berpikir bahwa pacar saya adalah seorang Muslim.

Jadi saya bilang kepada ibu saya untuk tidak khawatir karena mereka semua hanya berteman, sampai saya bertemu dengan seorang pria yang sekarang menjadi suami saya,” tambahnya.

Pria tersebut ternyata ingin segera memperistri Nur Elisha.

Namun Nur Elisha bingung memberitahukan hal tersebut kepada orangtuanya.

“Dia bilang tidak ingin berteman lama dan ingin segera memperistri saya, saya khawatir dan tidak tahu cara terbaik menginformasikan hubungan kami kepada orangtua,” papar Nur Elisha.

Nur Elisha akhirnya mengenalkan pria tersebut kepada ibunya.

Ia juga telah bertemu dengan orangtua sang kekasih dan diperlakukan dengan sangat baik.

Nur Elisha kemudian mulai memberanikan diri untuk memberitahu orangtuanya mengenai keinginan memeluk agama Islam.

Ia meyakinkan mereka bahwa keputusan menjadi mualaf terjadi setelah mendapat beberapa hidayah.

Nur Elisha juga berjanji tak akan memutus hubungan keluarga meski berbeda keyakinan.

“Ibuku terus bertanya apakah saya benar-benar ingin memeluk Islam. Suaranya terisak saat itu.

Untuk menenangkan ibu, saya menyatakan bahwa hubungan keluarga tidak akan terputus hanya karena agama berubah. Saya katakan tidak akan ada yang berubah kecuali tata cara salat dan larangan makan,” ujar Nur Elisha.

“Saya membujuk ibu saya dan mengatakan kepadanya bahwa saya masih bisa meneleponnya, kembali dan tidur dengannya seperti biasa,” imbuhnya.

Nur Elisha lanjut memberitahu hal itu kepada ayahnya.

Ia mengaku sempat takut karena ayahnya cukup galak.

“Ayah saya diam saat itu kemudian dia bertanya apakah benar datau tidak saya ingin memeluk Islam. Tiga kali dia menanyakan pertanyaan yang sama dan saya menyatakan bahwa itu untuk diri saya sendiri serta ingin bertobat bukan karena cinta atau siapapun,” jelas Nur Elisha.

Di hari mengucap dua kalimat syahadat, Nur Elisha mengaku orangtuanya tidak bisa hadir.

Meski sedih, ia cukup terkejut saat ayahnya tiba-tiba menelepon.

Sang ayah memberikan nasihat menyentuh.

“Ayah bilang kalau sudah masuk Islam, jangan berhenti belajar. Harus cari ilmu dan jangan mempermainkan agama Islam seperti beberapa orang lain yang tidak belajar dengan baik sehingga kembali ke agama asal.

Pesan ayah itu tersemat di hati saya dan akan saya turuti,” terangnya.

Kini sudah dua tahun Nur Elisha menganut agama Islam.

Ia juga telah menikah dengan pria yang ia kenalkan kepada sang ibu.

Setelah Nur Elisha menikah, maskapai penerbangan tempat ia bekerja kembali menawarinya pekerjaan, namun ia menolak karena ingin memperdalam ilmu agama.

#Tag
Artikel Terkait
Mungkin Kamu Juga Suka
Rajakomen
Scroll Top