Dampak Rindu Terhadap Kesehatan Mental

by Team, 10 Feb 2025
Rasa rindu yang tertahan dalam dada umumnya hadir ketika ada jarak yang memisahkan seseorang dengan yang lain. Meski sebagian besar orang menganggap bahwa kehadiran rasa rindu merupakan sesuatu yang wajar, namun menahan rasa rindu itu ternyata dapat berdampak bagi kesehatan mental.

Karena, laporan dari Scientific American menyebutkan bahwa jauh dari orang tersayang dapat memicu terjadinya peningkatan rasa kecemasan, gejala depresi, hingga masalah seperti gangguan sulit tidur.

Laporan tersebut juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Yerkes National Primate Research Center. Pada penelitian tersebut, seekor tikus jantan sengaja dipisahkan dari pasangannya. Seiring berjalannya waktu, tikus jantan yang terpisah dengan betinanya menunjukkan perilaku depresi. Namun, sebenarnya apa penjelasan ilmiah terkait rasa rindu yang tak tersampaikan berdampak pada kesehatan mental? Yuk simak infonya di sini ya.

Penjelasan Ilmiah Terkait Fenomena Rindu

Jauh dari orang tersayang dapat membuat tubuh mengalami respon fisik yang setara dengan gejala penarikan obat. Itulah alasan mengapa saat tikus yang berpasangan dipisahkan menunjukkan perilaku depresi. Sebab, ketika hewan monogami seperti tikus yang kawin dan hidup bersama dengan pasangannya, pada tubuhnya akan terjadi peningkatan kadar vasopresin dan oksitosin yang mendorong keterikatan emosional. 

Kondisi tersebut dapat mengaktifkan area otak yang terkait dengan penghargaan. Oleh sebab itu, tikus-tikus yang dijadikan sebagai subjek penelitian dapat mengalami reaksi fisik yang serupa dengan gejala ‘sakau’ obat, ketika berada jauh dari pasangannya.

Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh Lisa Diamond, seorang psikolog dari University of Utah, menunjukkan adanya reaksi fisik ketika seorang manusia jauh dari pasangannya. Riset tersebut dilakukan dengan memisahkan pasangan yang terlibat dalam penelitian selama empat hingga tujuh hari.

Hasilnya, terjadi reaksi fisik yang membuat salah satu pasangan tersebut mengalami gangguan tidur dan kesulitan dalam mengontrol emosi. Selain itu, penelitian juga menunjukkan adanya peningkatan rasa cemas, kadar stres dan kortisol. Tak hanya itu, rasa ketidaknyamanan fisik juga muncul selama para peserta penelitian berada jauh dari pasangannya.

Ini Kaitannya dengan Pandemi 

Seperti waktu pandemi melanda membuat banyak orang harus terpisah atau berada jauh dengan orang tersayang. Misalnya seperti keluarga, teman-teman maupun kekasih. Kondisi tersebut tentu dapat membuat masalah kesehatan mental meningkat selama pandemi, akibat rasa rindu dan kesepian yang melanda. Namun, beberapa hal tentu dapat dilakukan guna mengatasi rasa rindu tersebut meski tak dapat bertemu, antara lain:



Lebih Sering Bersosialisasi



Dilansir dari NHS, membuat rutinitas untuk memeriksakan diri dan bersosialisasi dengan orang lain dapat menjadi hal yang baik. Terutama selama pandemi berlangsung agar rasa rindu dan kesepian yang dirasa dapat teralihkan. Meski tak dapat bertemu langsung, kamu dapat mengirimkan pesan kepada teman lama atau kolega melalui media sosial. Selain itu, berbicara dengan orang-orang terdekat seperti anggota keluarga melalui telepon juga dapat dilakukan.



Jalin Komunikasi yang Sehat dengan Pasangan



Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa rasa rindu memiliki efek yang sama dengan gejala putus otak pada sakau. Maka untuk kamu yang memiliki pasangan dan merindukannya, tapi sulit untuk bertemu, cobalah untuk selalu menjalin komunikasi yang sehat. 

Berikan informasi terbaru mengenai satu sama lain, lakukanlah diskusi mengenai hal-hal yang terlintas pada pikiran. Kemudian, kamu juga dapat menanyakan seputar kesehatan fisik dan mental dari pasanganmu. Selama melakukannya, gunakanlah kata-kata yang positif dan hubungilah pasangan sesering mungkin.



Melakukan Hal yang Menyenangkan



Ketika sedang tidak berkomunikasi dengan seseorang yang kamu rindukan, cobalah untuk mencari hal-hal lain yang dapat membuatmu senang. Misalnya seperti membaca buku yang sudah lama ingin dibaca. Selain itu, kamu juga dapat mencoba hobi-hobi baru yang dirasa dapat dilakukan sendirian. Salah satunya adalah menggambar atau melukis yang dapat menenangkan diri.

Itulah penjelasan mengapa menahan rindu dapat berdampak pada kesehatan mental. Tak dapat berinteraksi dengan seseorang yang dicintai akibat situasi tertentu memang terasa menyedihkan. Maka dari itu, agar dapat menjaga kesehatan mental secara stabil, cobalah untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan agar pikiran teralihkan, serta menjalin komunikasi yang lebih intens dengan orang-orang terdekat.

Apabila kamu merasakan perasaan ‘campur aduk’ saat merindukan seseorang, segeralah memeriksakan kesehatan mentalmu. Pasalnya, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa merindukan seseorang dapat memicu timbulnya masalah mental seperti depresi atau gangguan tidur. Bisa saja, perasaan campur aduk tersebut adalah gejala depresi dari akumulasi perasaan rindumu.

Nah, kamu dapat menghubungi psikolog terpercaya untuk menceritakan perasaan yang kamu rasakan, atau bercerita dengan orang yang ahli. Lewat fitur video call/chat secara langsung pada aplikasinya. Nantinya, bila pemeriksaan secara langsung diperlukan, 

Artikel Terkait

Artikel Lainnya

 
Copyright © 2025 SarahZaharia.com
All rights reserved