4 Cara Mencegah Janin Sungsang
by Team, 17 Mei 2022
Persalinan normal, lancar, bayi dan ibu sehat menjadi dambaan setiap ibu hamil. Namun, muncul kekhawatiran apabila posisi janin tidak normal alias sungsang. Jangan panik, posisi sungsang bisa dicegah dan diatasi.
Selama 40 minggu masa kehamilan, seorang ibu hamil pasti merasa harap-harap cemas. Ibu pastinya berharap kondisi kesehatannya dan janinnya senantiasa sehat sampai dengan persalinan. Namun, perasaan cemas sering juga dialami mengingat ada saja kondisi kehamilan yang memiliki risiko.
Secara ilmiah, janin memang akan berputar posisi sampai dengan usia kehamilan 35-36 minggu. Mulai usia 37 minggu, ia akan mulai menemui posisi tetap dan kepala diharapkan memasuki jalan lahir lebih dulu. Artinya, posisi kepala berada di bawah.
Namun, seorang ibu hamil memang sering kali cemas bila janin dikandungannya ternyata sungsang. Kekhawatiran pun berkembang lagi karena harus menghadapi kemungkinan persalinan sectio caesaria (caesar).
Dengan memperhatikan kondisi yang membuat posisi janin sungsang dari kasus-kasus medis selama ini, ternyata ada beberapa yang bisa dilakukan untuk mencegah hal itu. Bilapun sudah terjadi, ada beberapa langkah yang bisa ditempuh oleh sang ibu. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh sang ibu hamil. Tujuannya tentu saja supaya posisi janin bisa normal dan persalinan pun dilakukan dengan pervaginam (normal).
Yang pertama, jangan banyak anak dan jangan sering hamil. Posisi janin sungsang memang kerap terjadi pada kondisi multigravida atau pernah melahirkan lebih dari dua kali. Seorang perempuan yang sudah dua kali atau lebih, dinding perutnya lebih longgar. Kondisi itu membuat dinding perut tak bisa menahan posisi janin dengan baik. Janin akan bisa bergerak dengan lincah dan leluasa, tetapi akhirnya posisinya menjadi tidak normal.
Multigravida ita pun bisa membuat plasenta atau ari-ari mengambil posisi tidak semestinya. Posisi yang benar adalah di atas. Namun, plasenta kadang berada di depan dan malah ada yang di bawah. Akhirnya, kondisi itu mengganggu janin untuk mengambil posisi sehingga dia lebih nyaman meletakkan kepala di atas yang ruangnya lebih longgar.
Pencegahan kedua, jangan hamil pada usia tua atau di atas 35 tahun. Kehamilan di usia tua memang membuat kehamilan itu berisiko. Ketiga, lakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur, pemeriksaan antenatal care atau juga disebut prenatal care. Pemeriksaan teratur itu bisa mengetahui lebih dini apabila janin memiliki posisi tidak normal.
Pencegahan keempat, usahakan persalinan anak pertama dilakukan secara pervaginam. Operasi caesar hanyalah boleh dilakukan atas indikasi medis yang jelas. Bekas luka operasi di bawah, akan membuat janin pada kehamilan berikutnya merasa tidak nyaman sehingga kepalanya memilih untuk menempatkan posisinya di atas.
Selain itu, ada beberapa kondisi yang bisa mengakibatkan posisi janin sungsang tetapi tidak bisa dicegah. Misalnya kelainan pada ibu yaitu panggulnya sempit dan kelainan pada janin seperti hidrosefalus dan anensefalus.
Meski kehamilan pertama dan pinggul cukup tempat, terkadang ada ibu hamil yang harus menghadapi kondisi bahwa janinnya sungsang. Itulah alasan pentingnya pemeriksaan secara teratur sehingga masih ada upaya yang bisa ditempuh supaya posisi janin menjadi normal.
Salah satu upayanya adalah dengan melakukan gerakan knee chest position. Posisi itu seperti kita sedang bersujud tetapi posisi dada harus turun sejajar dengan lutut yang menempel pada lantai.
Pada posisi itu, pinggul kita akan berada lebih tinggi. Hal itu bisa membuat janin tidak nyaman dengan posisinya sehingga diharapkan ia akan berputar. Gerakan itu dilakukan sesering mungkin dan semampunya.
Semampunya berarti tergantung kemampuan masing-masing ibu. Untuk ibu yang besar mungkin hanya tahan beberapa detik, sementara yang lebih kurus mungkin bisa tahan lebih lama. Yang penting jangan sampai membuat ibu merasa sesak. Kalau sesering mungkin berarti kapan pun ingat, bisa dilakukan.
Upaya lain adalah dengan versi luar yang artinya memutar letak bayi. Upaya ini haruslah dilakukan oleh dokter, jangan sembarangan memutar posisi bayi oleh sembarang orang. Ada risiko yang bisa terjadi bila itu bukan dilakukan oleh dokter. Misalnya posisi plasenta yang ikut berputar dan akhirnya terputus dari ibu atau dari bayi, sehingga asupan makanan dan oksigen itu akan terputus juga.
Jikapun posisi sungsang tidak bisa diperbaiki, masih terbuka harapan supaya persalinan berjalanan normal. Namun ada syaratnya, yaitu bayinya kecil, bukan kehamilan pertama, dan riwayat obstetrinya baik, serta kemajuan persalinan lancar.
Pemeriksaan rutin memang sangat penting supaya segala risiko atau masalah bisa ditangani sejak dini. Untuk para ibu hamil, semoga selalu sehat ibu dan janin, serta lancar persalinannya, ya!
Artikel Terkait
Artikel Lainnya